Sabtu, 03 Desember 2016

5 Larangan Mencontek Versi Momenali

Sumber
Mencontek/ngerpek/atau apalah namanya itu. Merupakan kegiatan mencari jawaban dengan melanggar aturan ujian/kuis/pengerjaan tugas langsung dikelas. Aturan tersebut adalah dilarang untuk mengerjakan dengan bekerjasama dengan teman bahkan musuh apalagi dosen (sama dosen? Gerakan ekstrimis melawan soal ujian. Dor!), serta dilarang melihat buku (oke dah gue tutup mata aja, dan mata hati gue kebuka untuk memberi sedekah jawaban. Salah ! bukan ! ini salah ! jangan diadopsi jadi anak !)


Berdasarkan pengalamanku mengalami dan menyaksikan (ups hanya menyaksikan saja, iya benar. Percaya deh), aku tulis 5 larangan yang sering aku jumpai. Jika belum mewakili, bisa dong teman-teman yang pernah melihat aksi pencontekan atau melakukan pencontekan untuk menambahkan di kolom komentar (siapa tahu bisa buat refrensi kelak). Langsung aja dibawah ini!


1. Klasik


Sumber

Larangan paling biasa. 

“tolong kerjakan sendiri-sendiri ya, kemarin sudah saya jelaskan”

Lalu akhirnya semua beraksi (ada juga yang tidak beraksi, mungkin karena sembelit. Hahaha). Larangan mencontek ini tidak hot, hanya seperti angin lalu. Tidak ada sanksi, hanya ditegur saja.

“mbak, kerjakan sendiri ya” 

“iya, bu” (“ini kan aku kerjakan sendiri, secara gue tulis pake tangan gue, bukan pake tangan temen gue”)

Biasa banget dah cara yang ini. Cuma diingatkan, ujung-ujungnya si “empu” menganggap semuanya tidak mencontek. Padahal? Uuuhhh tahu tempe dibacem enak lho


2.  Diceramahin


Sumber
Sama seperti sebelumnya, hanya saja kalau sudah ketahuan siap-siap berduaan sama dosen/guru di luar. Dengan jurus telunjuk ajaib, dosen akan berceramah dan menuntumu ke mahkamah agung. Oh bukan, dia akan menuntutmu untuk meminta maaf dan memaklumi jika nilai kamu akan tidak bisa berdiri (opo iki ?). Karena apa? Mungkin karena keseringan merokok ( klarifikasi, keseringan merokok jadi lupa belajar terus lupa belajar 😄) . 

Diam-diam dosen akan menguras air di sumur waktumu ujian, dan tahu-tahu tempe waktu tinggal sedikit. Akhirnya jadi si kurma kurma malakama, dikerjakan percuma tidak dapat nilai bagus, kalau tidak dikerjakan

 “sudah nyontek, rendah pula nilaimu” 😣


3.  Distaples

Sumber
Levelnya ini pake cabe 5 dan karet merahnya dua! Hot ! Masalah melarangnya, biasa! Ceramah, tidak. Ini dosen “x” memegang 4 kelas untuk matakuliah yang sama. Sudah kebayang berapa banyak tugas dan jawaban ujian yang akan dia koreksi? Fyi, satu kelas bisa sampe 60 anak.

Suatu hari, dia memberi tugas kuliah untuk menganalisis soal yang dia berikan (bahasa gampangnya disuruh jawab).  Dan eng ing eng jus jus jus. Semua mengerjakan tugas, dan minggu depannya tugas tersebut dikumpukan.

Singkat cerita satu minggu kemudian, dia membagikan tugas yang telah dikerjakan. Awal-awal di bagi satu persatu. Hingga akhirnya, satu pasang (udah dapat jodoh ini tugasnya, elu kapan?) dengan di staples. Herannya staplesnya tidak hanya dengan satu kelas tetapi dengan kelas sebelah juga. Tidak hanya 2 yang dijadikan satu, tetapi 3,4, bahkan 5. Dor !😱

Bagaimana terbayang ini dosen mengoreksinya? Dan mengindikasi mereka mencontek? (FYI lagi, ini dosen udah tua, harusnya sudah mulai pikun! Tetapi ternyata anggapan itu salah. Dia masih bisa mencari jawaban yang copas. Gak tahu copas? Ituloh! Ctrl a terus ctrl c terus ctrl v. Gak tahu juga? Hubungi gue biar gue kasih penjelasan)

Lalu nilainya? dibagi-bagi 😪. Tidak hanya tidak bisa berdiri, tidak bisa bangun ini (ouuuh, harus ngomong apa aku sama emak?)
Kekejaman ketegasan ini dosen dalam memberantas aksi pencurian percontekan tidak hanya untuk tugas, tetapi untuk ujian juga.

Akhirnya

“bro no 5 dong” 

“ini gue kasih kata kunci bro, loe jelasin sendiri. Gue gak mau kita dipersatukan" (jawabannya! Anti baper)


4. Dirobek

Sumber
Dirobek? Iya dirobek, masak dipecahin. Ini kertas bukan kaca atau hati yang bisa patah (ouuuh! Jomblo kuat gak sekarat karena mantan telah bercincin 24 karat).

Suatu hari, ini mata pelajaran guru “x”. Soalnya pendek, jawabannya aduhai panjang kayak rambut rapunzel. Santai banget ini dosen, sekilas seperti gampang dibohongin. Tapi.... tunggu tanggal mainnya (huahahaaaaa 😎).

Semua bekerja keras mengerjakan soal, tahu jawaban saja tidak cukup. Perlu kekuatan menulis yang cepat, lebih cepat dari kereta pramek ( tut tut tut) agar semua jawaban bisa tertulis.

Biasa lah, ada yang mencontek dan ngerpek. Waktu sudah habis 60%. Dosen ini masuk, semua melihatnya dan tetap enjoy (bagi yang mengerjakan dengan kekuatan belajar semalam). Yang “beraksi”? pantat udah mulai goyang, dan bulu kaki udah kayak nyamuk jadi pengen garuk-garuk betis. Tetapi mereka belum ketahuan.

Waktu habis 80%. 

“coba apa itu ditanganmu, kerjakan sendiri ya”

 “emmm ini pak, anu (seraya memberikan kerpekan)” 

“sini kertasmu” dan krek, krek, krek, suara ayam berkokok didalam celanamu kertas jawaban yang penuh (2 lembar folio hampir penuh bolak-balik) dirobek.

Ini guru maju ke meja pengawas, mengambil lembar jawaban baru. Dan .....

“kamu kerjakan lagi disini ya”

Bisa dibayangkan? Lemaslah seluruh badan, waktu tinggal 20 %. Dan guru itu tersenyum manis menahan tawa, dia pergi. Bisa tebak ini bu guru atau pak guru?

Terus pengawas ngapain? yah.. kamu tahulah pengawas ujian itu gimana. Nggak perlu aku ceritain.

5.  Diingatkan mati

Sumber 
Saat kuis (mengerjakan soal dikelas untuk pengambilan nilai)

Saya ini sudah tua, kalau ada adzan saya harus cepat-cepat sholat. Jangan sampai lupa. Dan harus ingat sama yang kuasa”

“kalau mau melakukan apa-apa juga harus ingat yang kuasa, nyawa bisa dicabut kapan saja”

“kalian juga harus gitu, karena nyawa dicabut tidak hanya karena tua, yang muda juga banyak”

“bisa saja habis kalian nyontek atau ngerpek, nyawa kalian dicabut. Kan rugi”

Respon mahasiswanya bagaimana?

Mau ketawa nggak bisa, mau nurut, apadaya belum belajar. Tidak nyontek takut nilai rendah, nyontek takut sama dosen, ditambahin ingat mati (Duh!).

Lalu kelas menjadi sepi.

Tetap aja, ada yang mencontek.

Belum selesai sampai disitu, ketika ujian. Selesai ujian, lembar jawaban dibagikan untuk dibahas. Mahasiswa dipanggil acak, disuruh menjawab lagi di papan tulis.

ketahuan kan, kalau mencontek? Sudah saya katakan, jangan ada dusta diantara kita. Kalian berdosa lho kepada saya” 

(FYI, ini dosen bukan mengajar mata kuliah keagamaan)

Lalu mahasiswa? “wayahe tobat!



Nah itu sudah 5, masih ada cerita yang lain? Tambahin ya di kolom komentar.

Jangan lupa belajar supaya bisa menyontek mengerjakan ujian sendiri. Sudah biasa dengar nasihat supaya belajar dan jadi pinter. Buat aku belajar karena pengen tahu. Aku sih nggak pernah belajar, paling cuma baca-baca (sama gak sih 😝). 

Terus buat apa? Ya buat cari tahu, masalah pinter dan IP? aku nggak mau ngoyo, biarlah yang penting gak ada nilai D . hahaha 😝

Nasehatin? Enggak ! Cuma cerita aku, ketika sebagian temen-temen aku nyontek, aku ngapain?
Aku  mah diem, sambil gambar.

(Kenapa gak nyontek? Gue duduk paling depan keles ! didepan udah pengawas !)

Next time aku ceritain pengalaman bodoh aku nekad nyontek, dan membuat trauma bertahun-tahun (bukan alasan aku jomblo lho ya).


Oke, aku kuliah dulu (ada kuliah pengganti dihari minggu) ! #kedipinmatasatu ting!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Menarik