Senin, 05 Desember 2016

Dapat Sanksi di Grhatama Pustaka Yogyakarta #funny


www.instagram.com/mharobbani
Sumber
Siang ini tidak membuat aku mengantuk, alasannya karena ada tugas yang harus aku kerjakan. Tugas kuliah. Bosan rasanya mencari di internet saja. Ingin rasanya membaca buku dan menemukan jawabannya disana.

Ingin mencari suasana baru, aku putuskan untuk pergi menuju ke Grhatama Pustaka. Iya, salah satu perpustakaan yang ada di Yogyakarta. Berada di Jalan Janti, berdekatan dengan Grha Pradipta Jogja Expo Center. Terlihat gedung yang megah dengan 4 pilarnya, menarik!


Seperti biasa, mengayuh sepeda kesini tidak membuat aku begitu capek. Segera aku memasuki gerbang utama dan belok kanan seraya mengikuti arah parkir sepeda dan motor. Sampailah aku diparkiran sepeda dan motor. Penuh! Ya, memang perpustakaan ini selalu ramai, kecuali jika tutup.

Setelah parkir dan mengunci, aku masuk melalui pintu di parkiran tersebut. Lalu naik tangga hingga tembus di pintu utama gedung.

Hasil gambar untuk grhatama pustaka
sumber
Ya! Tibalah di pintu utama. Sebelah kiri ada pelayanan untuk peminjaman kunci loker. Dan sebelah kanan terdapat pelayanan informasi untuk pendaftaran member dan layanan bebas pustaka. Itu hal yang paling terlihat. Untuk hal lebih mendetail, kamu bisa mendatangi tempat ini.

Pinjam kunci loker dengan jaminan KTM, mengisi kunjungan dengan nge-tab kartu anggota (manual mengisi jika belum punya), menaruh tas di loker. Dan segeralah aku menuju ke salah satu ruang dari sekian banyak ruang. Yaitu ruang koleksi umum.

Hasil gambar untuk grhatama pustaka
sumber

Dengan berbekal smartphone, aku mencari buku yang kucari melalui web opac.grhatamapustaka.com . sehingga aku tidak perlu menunggu. Tidak lupa sebelum masuk membawa masuk alas kaki dengan dibungkus kantong yang disediakan.

Aku mencari buku dan menemukannya, namun ada yang belum aku temukan. Aku mencarinya di ruang yang lain, yaitu ruang deposit. Ya sebelum masuk membawa alas kaki pula.

Lalu aku kembali ke ruang sebelumnya, karena ternyata ada buku yang harus aku pinjam disana. Ah hanya sebentar, sehingga aku menaruh alas kaki diluar.

Dan singkat cerita aku keluar.
SENDAL AKU HILANG!!

Hasil gambar untuk bingung
Sumber

“mbak sendal aku didepan kok gak ada ya?”

“kamu tadi ada merapikan sendal didepan?”

“enggak”

“gimana mbak?”

“coba ditanya di informasi”

Ternyata diluar juga ada beberapa orang yang mengalami kejadian yang sama.

“mbak, maaf mau tanya. Sendal saya dimana ya?”

“tadi nggak dimasukin ya mas?”

“iya mbak saya mikirnya saya hanya sebentar”

“sebentar atau lama tetap harus dibawa masuk, karena begitu aturannya. Bisa baca aturannya kan?”

“malunya gue”(dalam hati)

“iya mbak”

“itu mas, didalam. Dicari saja. Lain kali di masukin ya”

Sungguh! Karena ini, aku jadi nyeker dari ruang baca ke informasi. Dilihat oleh banyak orang. Padahal kan.... aaggrrrh sulit aku jelaskan.

Hukuman banyak modelnya. Hukuman yang dapat memberikan rasa jera untuk tidak mengulangi lagi tindakan yang salah, aku rasa merupakan hukuman yang baik dan tepat.
Aku malu, mungkin yang lain juga malu. Walaupun sebelumnya aku patuh, aggrh tetap saja sekarang aku melanggar.

Apresiasi untuk petugas, kreatif dalam menjaga ketertiban. Ini hukuman, tetapi si “dikenai” hukuman masih bisa tertawa dengan kelakukan nyekernya.

Sudah saatnya patuh aturan untuk menjaga ketertiban. Jika bukan kita, siapa lagi?


Lalu? Tetap saja aku tidak kapok untuk datang lagi. Karena selain terdapat banyak koleksi, tempat ini nyaman. Tidak sekedar membaca #matakelipkelip. Oooah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Menarik