![]() |
Sumber |
Siang ini tidak membuat
aku mengantuk, alasannya karena ada tugas yang harus aku kerjakan. Tugas
kuliah. Bosan rasanya mencari di internet saja. Ingin rasanya membaca buku dan
menemukan jawabannya disana.
Ingin mencari suasana baru, aku
putuskan untuk pergi menuju ke Grhatama Pustaka. Iya, salah satu perpustakaan
yang ada di Yogyakarta. Berada di Jalan Janti, berdekatan dengan Grha Pradipta
Jogja Expo Center. Terlihat gedung yang megah dengan 4 pilarnya, menarik!
Seperti biasa, mengayuh sepeda
kesini tidak membuat aku begitu capek. Segera aku memasuki gerbang utama dan
belok kanan seraya mengikuti arah parkir sepeda dan motor. Sampailah aku
diparkiran sepeda dan motor. Penuh! Ya, memang perpustakaan ini selalu ramai,
kecuali jika tutup.
Setelah parkir dan mengunci,
aku masuk melalui pintu di parkiran tersebut. Lalu naik tangga hingga tembus di
pintu utama gedung.
![]() |
sumber |
Ya! Tibalah di pintu utama.
Sebelah kiri ada pelayanan untuk peminjaman kunci loker. Dan sebelah kanan
terdapat pelayanan informasi untuk pendaftaran member dan layanan bebas
pustaka. Itu hal yang paling terlihat. Untuk hal lebih mendetail, kamu bisa
mendatangi tempat ini.
Pinjam kunci loker dengan
jaminan KTM, mengisi kunjungan dengan nge-tab
kartu anggota (manual mengisi jika belum punya), menaruh tas di loker. Dan segeralah
aku menuju ke salah satu ruang dari sekian banyak ruang. Yaitu ruang koleksi
umum.
sumber |
Dengan berbekal smartphone, aku
mencari buku yang kucari melalui web opac.grhatamapustaka.com . sehingga aku tidak
perlu menunggu. Tidak lupa sebelum masuk membawa masuk alas kaki dengan
dibungkus kantong yang disediakan.
Aku mencari buku dan
menemukannya, namun ada yang belum aku temukan. Aku mencarinya di ruang yang
lain, yaitu ruang deposit. Ya sebelum masuk membawa alas kaki pula.
Lalu aku kembali ke ruang
sebelumnya, karena ternyata ada buku yang harus aku pinjam disana. Ah hanya
sebentar, sehingga aku menaruh alas kaki diluar.
Dan singkat cerita aku keluar.
SENDAL AKU HILANG!!
![]() |
Sumber |
“mbak sendal aku didepan kok
gak ada ya?”
“kamu tadi ada merapikan sendal
didepan?”
“enggak”
“gimana mbak?”
“coba ditanya di informasi”
Ternyata diluar juga ada
beberapa orang yang mengalami kejadian yang sama.
“mbak, maaf mau tanya. Sendal saya
dimana ya?”
“tadi nggak dimasukin ya mas?”
“iya mbak saya mikirnya saya
hanya sebentar”
“sebentar atau lama tetap harus
dibawa masuk, karena begitu aturannya. Bisa baca aturannya kan?”
“malunya gue”(dalam hati)
“iya mbak”
“itu mas, didalam. Dicari saja.
Lain kali di masukin ya”
Sungguh! Karena ini, aku jadi nyeker dari ruang baca ke informasi. Dilihat
oleh banyak orang. Padahal kan.... aaggrrrh sulit aku jelaskan.
Hukuman banyak modelnya. Hukuman
yang dapat memberikan rasa jera untuk tidak mengulangi lagi tindakan yang
salah, aku rasa merupakan hukuman yang baik dan tepat.
Aku malu, mungkin yang lain
juga malu. Walaupun sebelumnya aku patuh, aggrh tetap saja sekarang aku melanggar.
Apresiasi untuk petugas,
kreatif dalam menjaga ketertiban. Ini hukuman, tetapi si “dikenai” hukuman
masih bisa tertawa dengan kelakukan nyekernya.
Sudah saatnya patuh aturan
untuk menjaga ketertiban. Jika bukan kita, siapa lagi?
Lalu? Tetap saja aku tidak
kapok untuk datang lagi. Karena selain terdapat banyak koleksi, tempat ini
nyaman. Tidak sekedar membaca #matakelipkelip. Oooah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar