![]() |
Sukma Nizam #1 |
Jum’at
8 November 2013 Pukul 14.31 di Yogyakarta bagian timur diguyur hujan
Aku sengaja tidak diteras lagi, mungkin bayangmu
akan sangat jelas disana. Aku telah lama disana, sekitar satu jam yang lalu
ketika langit kota budaya ini sedang cerah. Secerah perasaanku kala itu.
Handphoneku berdering.
“ Hey Nizam, Apa kabar? Kau tidak galau kan?”
“ Hehehe
tidak... Aku Cuma butuh refresing saja”
“Hehe. Aku rencana pulang hari ini, tapi sepertinya
akan hujan, besok saja lah.”
“Oke aku
tunggu lho”
Handphoneku mati
Aku hanya diam setelah handphoneku tidak bersuara
lagi, entah mengapa diamku ini semakin jadi saja. Disana, di Nganjuk akan hujan
dan disini langit mulai menghitam, mulai ada melodi drum diatas sana, mirip
dengan suara bola bowling yang sedang
menggelinding.
***
Aku masuk kamar dan mengambil kertas dari kamarku,
aku hanya ingin mengenangmu melalui puisiku, bukan hanya melalui hujan ini.
Kutulis bait ini yang hanya untukmu, terlalu ringkas memang, tetapi inilah yang
mampu aku lakukan ketika sedang pilu karena mengingatmu.
Matamu masih
melekat dihatiku
Hasratku masih
menggantung didadaku
Suaramu
mengalahkan jatuhnya air
****
Bulan
Mei 2013 ditepi Bengawan Solo, disudut kota Cepu
Kota kecil yang ramai dengan hiruk pikuk motor dan
sebangsanya. Dibawah jembatan tua peninggalan kolonial Belanda, kala itu hujan,
dan kamu meringkuk kedinginan tepat disisi kiriku. Bajumu yang berwarna hijau
mulai terkena bercak air, jilbabmu hijau muda juga mulai basah. Tapi kau masih
bergaya kuat membohongi diri yang sedang kedinginan.
“Sukma... Ayo kita kembali kerumahmu”
“ Nggak ah...
Ini seru Nizam ! menikmati Bengawan seperti ini”
Wajahmu tiba-tiba ceria, menebar senyum yang seakan
baik-baik saja.
“ Hemm... Indah” gumamku ketika aku akan berpaling
dari wajahmu
***
Pukul 14.48 di Yogyakarta
Hujan telah reda dan adzan mulai berkumandang. Yah, adzan ashar. Aku masih menunda diriku menghadap pencipta. Bait ini dan
dirimu penyebabnya.
Bengawan jadilah
saksi
Bengawan aku
ingin kamu saksikan
Kalau aku
memendam rasa ini
***
23
Oktober 2012 di Cepu
Aku kayuh sepeda hijauku melewati jalan Diponegoro
Cepu. Aku terhenti disebuah toko buku didepan kantor polisi. “ Mayapada” nama
toko itu, aku menyebrang jalan dan aku parkir sepedaku di depan toko.
Aku masuk toko dan mencari majalah yang biasa aku
beli, Story edisi Oktober 2012.
“Aduh ! uangku kurang seribu !” aku kaget dengan
jumlah uangku, kecewa .
“ Mungkin aku harus kembali mengambil uang dulu”
sambungku pelan sekali.
Rasa kecewaku semakin jadi dan mau tidak mau aku
menaruh kembali majalah itu.
Tiba-tiba...
“Ini uangku pakai saja, kan cuma seribu, dari pada kamu pulang”
Tak kusangka kamu begitu manis ketika menatapku
dengan sedikit menunduk.
“ Oh tidak usah” aku menolak
Tetapi argumenmu lebih kuat dari hatiku. Aku
menerima dan membayarkan ke bapak penjaga toko.
“Aku akan menggantinya. Emm kamu anak mana ya?”
“ SMA 4 Cepu, Kamu dari SMK Kesehatan kan?”
“Iya. Kok tahu
?”
“Dari seragamnya”
Kamu tersenyum, dan aku juga tidak mampu untuk
menahannya. Kamu ramah !
“ Oh iya. Aku Nizam, nama kamu siapa? Kalau aku
boleh tau”
“Sukma. Kamu suka baca buku dan beli disini ?”
“ Iya, Boleh minta nomor yang bisa dihubungi ? Siapa
tahu kita bisa sharing dan aku bisa mengganti uangmu”
Kamu tertawa dan keningmu mengkerut. *
Tanyakan saja, akan saya ceritakan bagian mana yang kamu inginkan.
Aku dengan senang hati membaca komentarmu. 😊
jadi, si nizam itu bukan sukma ya kak? saya kira sukmanya nizam....
BalasHapus